Saat itu, putranya sedang berusaha untuk mendamaikan kerusuhan. Nahas, Zaid malah dibunuh oleh sekelompok orang tersebut. Ummu Kultsum mendekap jasad anak lelakinya tersebut dan meninggal karena dibunuh juga. Ummu Kultsum wafat pada tahun 75 H.
Tetapi jawab Yoas kepada semua orang yang mengerumuninya itu: "Kamu mau berjuang membela d Baal? Atau kamu mau menolong dia? Siapa yang berjuang membela Baal akan dihukum mati sebelum pagi. Jika Baal itu allah, biarlah ia berjuang membela dirinya sendiri, setelah mezbahnya dirobohkan orang."
dan kepada Apfia saudara perempuan kita dan kepada Arkhipus, e teman seperjuangan tata ibadah perayaan natal file kita dan kepada jemaat di rumahmu one : g
وَّاَنَّا مِنَّا الصّٰلِحُوْنَ وَمِنَّا دُوْنَ ذٰلِكَۗ كُنَّا طَرَاۤىِٕقَ قِدَدًاۙ
Terkadang mothers ingin menyerah dalam menjalaninya dan memilih jalan pintas untuk segera keluar dari ujian tersebut.
Tentu ini dengan perbedaan pendapat tentang hukum mengadzankan bayi. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengaqiqahkannya. Ada riwayat yg menyebutkan beberapa ekor kibas atau domba.
أَتَاهُ إبْرَاهِـيْـمُ مِنْ سُـرِّيـَّهْ * فَأُمُّـهُ مَارِيَّةُ الْـقِـبْـطِـيَّـهْ
Berjuang untuk mengasihi musuh kita adalah salah satu cara untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar hidup dalam cahaya Kristus.
Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan z yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia a dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi,
Metafora dari Ibrani twelve:1 ini mendorong kita untuk menjalani hidup kita dengan ketekunan, dengan berfokus pada Yesus sebagai teladan dan sumber kekuatan kita. Ini berarti bertekun dalam iman dan perbuatan baik, meskipun ada rintangan, dengan mata kita tertuju pada pahala yang kekal.
Ada banyak godaan dan rintangan yang menghalangi kita untuk mencapai tujuan kita sebagai orang percaya.
Ketekunan adalah Hadiah yang Dijanjikan: Alkitab secara konsisten mengajarkan bahwa keteguhan dalam iman dan kebaikan akan menghasilkan pahala ilahi, menekankan nilai untuk tidak menyerah meskipun menghadapi tantangan.
Ayat terakhir ini mengingatkan kita bahwa segala penderitaan yang kita alami saat ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita di kemudian hari.
Namun beliau masih hidup sambil memegangi lehernya menuju ke arah sungai karena kehausan. Shamir bin Dzil Jawsan memerintahkan pasukannya menyerbu Husein. Mereka menyerang dari segala penjuru. Mereka tak memberinya kesempatan untuk minum.